Wawasan Nasional
Wawasan Nasional adalah
cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi & interelasi) serta
pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik nasional,
regional, maupun global.
Paham Kekuasaan
Wawasan nasional suatu
bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.
Berikut teori Paham Kekuasaan menurut para Ahli
a. Menurut Machiavelli,
sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan: pertama, segala cara dihalalkan
dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan
rezim, politik adu domba adalah sah; dan ketiga, dalam dunia politik, yang kuat
pasti dapat bertahan dan menang.
b. Menurut Napoleon
Bonaparte, perang di masa depan akan menjadi perang total yang
mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu
didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi demi
terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-negara
disekitar Prancis.
c. Menurut Clausewitz,
perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah
sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
d. Paham materialisme Feuerbach
dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat yang
berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak yang
lain.
e. Menurut Lenin,
perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi
Leninisme/Komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh
dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
Teori
Geopolitik
1. Asal teori geopolitik
Istilah geopolitik
semula diartikan oleh Frederich Ratze l(1844-1904) sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography). Istilah ini kemudian deikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmu politik Swedia Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964)
dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.
Perbedaan dari dua istilah diatas terletak pada titik perhatian dan tekanannya,
apakah pada bidang geografi ataukah poitik. Ilmu bumi politik (Political
Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Geopolitik memaparkan
dasar pertimbangan dalam menentukan alternative kebijakan nasional untuk
mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan
suatu wawasan nasional. Pengertian geopolitik telah dipraktekkan sejak abad
XIX, namun pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa.
2. Geopolitik Bangsa
Indonesia
Pandangan geopolitik
bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan
yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan. Karena itu bangsa Indonesia
menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan yang berkembang di Barat.
Bangsa Indonesia juga
menolak paham rasialisme, karena semua manusia mempunyai martabat yang sama,
dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang universal.
Dalam hubungan
internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan (nasionalisme)
yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak pandangan Chauvisme. Bangsa
Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antarbangsa yang saling
menolong dan menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian
dan ketertiban dunia yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar