Senin, 14 Oktober 2019

Lima Jurnal Kewirausahaan


1.        

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM KELUARGA DAN DI SEKOLAH TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN MEDIASI SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI

Tujuan:  mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam keluarga dan di sekolah terhadap minat berwirausaha dengan mediasi self-efficacy siswa kelas XII SMK Negeri 3 Pontianak.

Metode penelitian: kuantitatif dengan bentuk penelitian ialah studi korelasional.

Teknik pengumpulan data: teknik angket (questionnaire), teknik wawancara (Interview), teknik pengamatan/observasi (observation) dan teknik studi dokumenter.

Hasil penelitian: terdapat pengaruh positif antara variabel X1 terhadap variabel Y dengan t hitung (3,512) > t tabel (1,984), variabel X2 terhadap variabel Y dengan t hitung (6,447) > t tabel (1,984),  dan variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y dengan nilai signifikansi 0,00 atau < 0,05.

2.       
PENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII  DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO
 ( Universitas Muhammadiyah Purworejo )
23 Nov 2013

Tujuan:  (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Purworejo, (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Purworejo, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan hasil belajar kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Purworejo.

Populasi: sebanyak 149 siswa, dengan taraf kesalahan 5% maka jumlah sampel yang diambil adalah 105 siswa dengan menggunakan simple random sampling.

Teknik analisis data: analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

Teknik pengumpulan data: menggunakan metode kuesioner (angket) dan dokumentasi.

Hasil penelitian: Hasil analisis regresi ganda, diperoleh koefisien regresi (R) sebesar 0,452 (Fhitung 13,064; sig. 0,000 Ë‚ 0,05) dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,204. Sehingga besarnya sumbangan variabel motivasi dan hasil belajar kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa adalah sebesar 20,40% dan 79,60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi Y = 34,459 + 0,257 X1 + 0, 169 X2.


3.       
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
 ( Universitas Muhammadiyah Purworejo )
23 Nov 2013

Tujuan:  mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan antara aktivitas belajar terhadap minat berwirausaha siswa kelas X SMK Negeri 1 Ambal  tahun Pelajaran 2012/2013 baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

Populasi: siswa kelas X  siswa SMK Negeri 1 Ambal tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 100 siswa.

Teknik analisis data: analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

Teknik pengumpulan data: angket dan dokumen

Hasil penelitian: Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa presentasi tertinggi untuk aktivitas belajar berada pada kategori cukup (31%), hasil belajar kewirausahaan pada kategori cukup (46%), dan minat berwirausaha siswa pada kategori baik (53%). Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar dan hasil belajar kewirausahaan  terhadap minat berwirausaha siswa, dengan harga rx­1y = 0,318 dan sig = 0,005 < 0,05, thitung sebesar 2,901 dan besar pengaruhnya 10,11 %; ada pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil belajar kewirausahaan  terhadap minat berwirausaha siswa dengan harga rx2y = 0,226   dan sig = 0,048 < 0,05, thitung sebesar 2,012 dan besarnya pengaruh 5, 11%; dan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar  dan hasil belajar kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa, dengan harga F =7,395 dan sig = 0,001< 0,05. Harga R2 =0,165 dan besar pengarunya 16,50%.bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa adalah sebesar 20,40% dan 79,60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi Y = 34,459 + 0,257 X1 + 0, 169 X2.



4.        
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS X SMK PUSPAJATI BULUSPESANTREN KEBUMEN
 ( Universitas Muhammadiyah Purworejo )
 ( Universitas Muhammadiyah Purworejo )
23 Nov 2013

Tujuan:  (1) ada tidaknya pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan kelas X SMK Puspajati Buluspesantren Kebumen , (2) ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan kelas X SMK Puspajati Buluspesantren Kebumen , (3) ada tidaknya pengaruh antara lingkungan belajar dan motivasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar kewirausahaan kelas X SMK Puspajati Buluspesantren Kebumen.

Populasi: Populasi dalam penelitian ini sejumlah 32 siswa, berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf 1%, 5%, 10% yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael maka jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5% adalah 28 siswa.

Teknik analisis data: metode analisis data untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dilakukan analisis regresi ganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F.
Teknik pengumpulan data: metode observasi dan kuesioner.

Hasil penelitian: Semua perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Variabel lingkungan belajar secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan sebesar 15,13% (rx1y = 0,389 sig < 0,05 ; t = 2,113  sig 0,045(<0,05). Variabel motivasi secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan sebesar 16,40% (rx2y =0,405 sig < 0,05 ; t = 2,213 sig 0,036 (<0,05) . Hasil analisi regresi ganda, diperoleh koefisien regresi  (r) sebesar 0,549 (F = 5,405, sig < 0,05) dan koefisien determinasi (R)2 sebesar 0,302 besarnya sumbangan lingkungan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar sebesar 30,20% dan 69,80% dpengaruhi oleh faktor lain.



5.       
PENGARUH MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH SALAMAN KABUPATEN MAGELANG
 ( Universitas Muhammadiyah Purworejo )
23 Nov 2013

Tujuan: Mengungkap ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara mata pelajaran kewirausahaan dan motivasi siswa terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Salaman Kabupaten Magelangâ 

Populasi: Populasi dalam penelitian ini sejumlah 32 siswa, berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf 1%, 5%, 10% yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael maka jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5% adalah 28 siswa.\

Teknik pengumpulan data: analisis deskriptif dan kuantitatif.

Hasil penelitian: Semua perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Variabel lingkungan belajar secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan sebesar 15,13% (rx1y = 0,389 sig < 0,05 ; t = 2,113  sig 0,045(<0,05). Variabel motivasi secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan sebesar 16,40% (rx2y =0,405 sig < 0,05 ; t = 2,213 sig 0,036 (<0,05) . Hasil analisi regresi ganda, diperoleh koefisien regresi  (r) sebesar 0,549 (F = 5,405, sig < 0,05) dan koefisien determinasi (R)2 sebesar 0,302 besarnya sumbangan lingkungan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar sebesar 30,20% dan 69,80% dpengaruhi oleh faktor lain.


Kamis, 04 April 2019

World Figure of Public Speaking: Hillary Clinton


Hillary Diane Rodham Clinton was born on October 26, 1947, in Chicago, Illinois, going on to earn her law degree from Yale University. She married fellow law school graduate Bill Clinton in 1975. She later served as first lady from 1993 to 2001, and then as a U.S. senator from 2001 to 2009. Just days after Hillary Clinton left her post as secretary of state in early 2013, she assembled a group of longtime female aides to discuss what she wanted to do as she contemplated another presidential run. She told them she wanted to address issues affecting women and girls while at the Clinton Foundation. But Mrs. Clinton also wanted to make sure that her effort were rooted around an important moment of her own career, the speech she delivered on Sept. 5, 1995, in a surburb of Beijing, focusing on women’s right issues.

Hasil gambar untuk hillary clinton beijing 1995
     What we are learning around the world is that if women are healthy and educated, their families will flourish. If women are free from violence, their families will flourish. If women have chance to work and earn as full and equal partners in society, their families will flourish. And when families flourish, communities and nation do as well. That is why every woman, every man, every child, every family,and every nation on this planet does have a stake in the discussion that takes place here. -Hilary Clinton, Beijing 5 Sept 1995

Hillary Clinton’s speech in Beijing greatly illustrates the situation of woman at that time and even now. There are many desires that are still not even realized. Things that are related to gender equality are still debated and are sensitive talk for some people. Finally, hopefully there will be more and more young figures appearing who can voice their aspirations to change people’s minds in general about gender equality.

Source:

Rabu, 27 Maret 2019

Plagiarism Speech


Good afternoon, ladies and gentlemen

This time I will deliver a speech about plagiarism

What comes to your mind when I mention the word plagiarism? Will you think about the kind of action of plagiarism or will you think about the definition about plagiarism itself? Yes, both are the same and will lead to one word, namely plagiarism.

Plagiarism is a form of crime that mimics in full or in part the work of another person without mentioning the source, which will have an impact on the original writer. Why do I classify plagiarism in the form of crime? Because the perpetrators of plagiarism have brought harm to the original author by violating the copyright of his work and crime itself is a form of action that harms others, physical and non-physical.

If you explore the reason why some people will choose this shortcut, we will be faced with many possibilities and the main possibility is that there is no creative thinking in expressing or creating a new work.

Lately, many social media users want to look attractive and cool by sharing their moments on their social media accounts, not infrequently they also add aphorisms and edit photos on their photos to enhance the appearance of photos, but not everyone has the same level of creativity to produce an interesting work and for that it is not uncommon to find similarities with one photo with another that is different, this is also included in the form of plagiarism. Because if you observe recently that there is a function shift from the actual social media, social media is one of the ways to be able to connect with friends from different regions now become a means to gain popularity by becoming a celebrity in social media.

To get popularity from social media, one of the conditions that must be fulfilled is to get a lot of likes and following, and to get it all they have to prepare an interesting and new work that can be an item sold to gain that popularity.

Not only on social media, in the world of education that highly upholds a scientific thought can not be separated from the influence of plagiarism offered. As an example in writing, writing is one of the many scientific activities carried out by people who are in the world of education such as when writing scientific reports, research proposals and even doing final assignments in lectures which are all done by playing words in writing. Scientific writings will be very uneducated if obtained from the results of plagiarism, will be questioned the authenticity and validity of the data contained in the writing that will have an impact on doubts and distrust of the results of the writing.

With the presence of such a clear effect, there are still many students and teachers who still carry out this plagiarism. Though it would be very embarrassing if the perpetrators of plagiarism were revealed and crossed out from certain educational institutions.

One example of this again is the appeal not to do plagiarism when Gunadarma University students in the third year will conduct a required scientific research campus to fulfill one of the graduation requirements. The purpose of scientific research conducted by students in this third year is to have the ability to think scientifically so that in the future it can solve complex problems easily and in organized thinking, this scientific research assignment is the first major assignment given by the campus before they get the assignment the real final is the preparation of final scientific research to achieve graduation at this university level in the fourth year later.

In the procedure for preparing this scientific research report, students are faced with new problems, namely, they must determine the topic of the problem they will solve in this study, and this is not an easy matter. Many students are still confused about what they want to do for scientific research so they choose to take shortcuts to do plagiarism, which is to imitate the topic of the problem that has been discussed before by students who have graduated without mentioning the source.

Not only on the topic of the problem, plagiarism can also be done by the perpetrator to imitate the results of research, this will be easy if the topic of the problem with each other is the same. Again, in the world of education it is unfortunate if this good opportunity which aims to hone critical and scientific thinking skills is wasted by committing a crime called plagiarism, the task of writing this scientific research report is real evidence in three years what students have learned and can be one measure in the success of learning.

Because of the very serious impact of this form of plagiarism crime, the government feels that it is necessary to draft a statutory regulation which specifically discusses plagiarism, until finally the government regulation number 28 of 2014 which regulates copyright, finally states that rights copyright is intellectual property that has a strategic role, with the advancement of the development of technology, language and literature so that it requires an increase in copyright protection for the creator, with the existence of legitimate laws and regulations so that the punishment for the perpetrators of infringing plagiarism is clear.

Then how can we freely quote someone else's work without being called plagiarism? The way is to include the source of information that we get from the creator, so the things we do are not copying the work of others, but we only quote.

So as a person who understands legislation and at the same time as a student, I personally urge the audience not to commit invisible crime that can hurt and harm other people called plagiarism.
That's enough of me, sorry if there are words that are not pleasing.

Good  afternoon

Sabtu, 23 Maret 2019

Plagiarism: Kinds and The Law

Kinds of Plagiarism

Plagiarism can be defined as plagiarizing, changing, or taking the idea of work to be made back in a different from without including the original source or owner of the work with the aim of making the copying work as purely his own thoughts. People who take plagiarism themselves are called plagiarist.

Below will be explained briefly about the type of plagiarism:

1.      Verbatim Plagiarism
The highest plagiarism of the weight of the violation is verbatim plagiarism, which is taking the work of another person exactly as it is, by giving the impression that the plagiarism of the person concerned is personal. Without mentioning the source

2.      Patchwork Plagiarism
Patchwork plagiarism is done by taking other people’s work from various sources without mentioning the reference. The piece from various sources are then sewn so that it becomes a new work and is suggested as the original work of plagiarism.

3.      Paraphrase Plagiarism
Plagiarism is done by changing the sentence from the original writer into a new sentence from the perpetrators of plagiarism. If the quote is honest, the original author’s sentence should be formulated as a direct quote and a reference to the place where the quotation was obtained. However, paraphrasing plagiarism will do this by taking over the quote and displaying it as an indirect quote, again not mentioning the source of the reference, giving the impression that the original quote came from the plagiarismist. Paraphrase plagiarism also applies when the original writing is translated from one language to another without mentioning the original source.

4.      Keyword Plagiarism or Key Phrases
Paraphrasing plagiarism which is more unseen is more convert is keyword plagiarism or key phrase plagiarism. Here the perpetrator of plagiarism only takes a number of key words or key phrases from the original writing. Next he reformulated the sentences in the original writing, but still included here and there the key words or key phrases of the original author, without wanting to mention the source of the reference.

5.      Plagiarism Structure Ideas
Among all types of plagiarism, the plagiarism of the structure of ideas is the most hidden and most difficult to trace. Here plagiarism perpetrators cheat on other people’s ideas and then this idea is poured back through a series sentences, with different keywords or key phrases. The ideas of others can come from written source, films, or even oral utterances delivered through various forums. In this context, the keywords and key phrases of the oiginal idea owner are no longer used, but the structure of the idea is still the same. Opinion of the ideas like this is difficult to prove because the similarity of such ideas can be admitted to happen by chance

Laws Arrange Copyright

Law number 28 year 2014 about Copyright

According to this law, copyright is the creator’s exclusive right that arise automatically based on the declarative principle after a work has been manifested in a tangible from without reducing restrictions in accordance with the provisions of the legislation. Exlusive rights are rights reserved only for the creator or recipient of the copyright. If there are other people who want to take advantage of the creation, this person must get permission first from the creator or recipient of the copyright.



Source:


           


Kamis, 21 Maret 2019

Sejarah Public Speaking

Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)

Semua orang dapat berbicara, setiap hari kita berbicara bebas tentang apa saja kepada siapa saja terasa  sangat mudah mengutarakan apa yang ada di kepala kita kepada lawan bicara, tapi akan berbeda kasusnya jika kita berbicara di depan umum dan menjadi pusat perhatian semua orang terkadang kata-kata yang sudah kita persiapkan menjadi hilang seketika karena merasa grogi dan gugup. Banyak orang yang memilih diam dan menyimpan apa yang seharusnya mereka utarakan dari pada harus berbicara di depan umum dan menjadi pusat perhatian banyak orang, seperti itu merupakan sebuah ketakutan besar untuk melakukan kesalahan dan ditertawakan oleh semua orang. Untuk itu terasa perlu memang untuk mempelajari teknik dan sejarah dalam publik speaking untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri kita dalam mempraktikan publik speaking dalam masyarakat.

Sejarah Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)

Ilmu public speaking yang saat ini sedang terus kita pelajari ternyata telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Ketika berbicara tentang nama-nama besar di sepanjang sejarah public speaking, nama Dale Carnegie tidak mungkin bisa dihindari. Dale Carnegie adalah salah satu pioner dalam bidang public speaking dan self development di dunia. Buku karangan beliau pada tahun 1936 yang berjudul How to Win Friends and Influence People masih menjadi best seller sampai hari ini.

Dale Carnegie lahir di Amerika pada tahun 1888. Dibesarkan di keluarga petani miskin mengharuskannya untuk melakukan berbagai cara agar dapat bertahan hidup, mulai dari berjualan susu sampai berjualan sabun. Tetapi dibalik kesusahan itu karakter-karakter luar bisa yang dimiliki oleh Dale Carnegie mulai terbentuk.

Di tahun 1911, Dale Carnegie yang hampir bangkrut mendapatkan sebuah ide untuk mengajarkan public speaking yang merupakan cikal bakal dari the Dale Carnegie Course. Ketertarikan masyarakat Amerika untuk belajar public speaking dan meningkatkan kepercayaan diri membuat nama Carnegie melambung dengan cepat. Sampai hari ini metode belajar yang digunakan oleh beliau masih diterapkan di lebih dari 80 negara lewat sebuah organisasi bernama Dale Carnegie Training.

Persiapan merupakan langkah awal dan langkah terpenting dalam proses public speaking. Dalam buku Public Speaking for Success, Dale Carnegie mengatakan bahwa lakukan persiapan dengan memikirkannya selama 7 hari dan memimpikannya selama 7 malam. Baliau juga memberikan contoh tentang bagaimana seorang public speaker hebat yang juga merupakan mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln mengerahkan banyak tenaga untuk melakukan persiapan sebelum berpidato. Tidak dapat dipungkiri bahwa persiapan yang baik merupakan sebuah hal yang sangat penting bahkan pembicaraan hebat seperti Abraham Lincoln melakukan dengan sungguh-sungguh.

Tujuan utama dari setiap pembicara adalah menyampaikan pesan kepada audiens. Pesan tersebut bisa berupa informasi, himbauan, ajakan dan sebagainya. Jadi hal terpenting yang harus diperhatikan seorang pembicara adalah bagaimana caranya supaya pesan tersebut dapat sampai kepada audiens. Dale Carnegie memberikan sebuah metode yang sangat efektif berupa pengulangan yaitu dengan mengucapkan pesan yang akan di sampaikan, kemudian mengucapkan pesan tersebut, dan terakhir mengulangi pesan tersebut sekali lagi.

Perumpamaan tentang memancing yang disampaikan oleh Dale Carnegie mengajarkan kita untuk mempunyai pola pikir yang berorientasi pada audiens. Ketika berbicara di depan umum yang perlu dipikirkan adalah apa yang ingin audiens kita dapatkan bukan apa yang ingin kita dapatkan. Sebuah pidato dikatakan berhasil apabila audiens mendapatkan manfaat dari pidato tersebut. Jadi alangkah baiknya apabila sebelum berpidato kita sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh audiens kita.

Pengertian Public Speaking

Secara sederhana, public speaking dapat didefinisikan sebagai proses berbicara kepada sekelompok orang dengan tujuan untuk memberi informasi, mempengaruhi (mempersuasi) dan atau menghibur audiens. Banyak orang menyebut public speaking sebagai “presentasi”. Seperti layaknya semua bentuk komunikasi, berbicara di depan public memiliki beberapa elemen dasar yang perarel dengan model komunikasi yang dikemukakan oleh Laswell yakni komunikator (pembicara), pesan (isi presentasi), komunikasi (pendengar/audiens), medium, dan efek (dampak presentasi pada audiens). Tujuan berbicara di depan publik bermacam-macam, mulai dari mentransmisikan informasi, memotivasi orang atau hanya sekedar bercerita. Apapun tujuannya, seorang pembicara yang baik dapat mempengaruhi baik pemikiran maupun perasaan audiensnya. Dewasa ini, publik speaking sangat diperlukan dalam berbagai konteks, antara lain dalam kepemimpinan, sebagai motivator dalam konteks keagamaan, pendidikan, bisnis, costumer service, sampai komunikasi massa seperti berbicara di televisi atau untuk pendengar radio.  

Perkembangan Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)

Retorika adalah seni sekaligus ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dengan tujuan menghasilkan efek persuasif. Selain logika dan tata bahasa, retorika adalah ilmu wacana yang tertua yang dimulai sejak zaman Yunani kuno. Hingga saat ini, retorika adalah bagian sentral dalam pendidikan di dunia barat. Kemampuan dan keahlian untuk berbicara di depan audiens publik dan untuk mempersuasi audiens untuk melakukan sesuatu melalui seni berbicara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan seorang intelektual (Johnstone, 1995). Retorika sebagai cabang ilmu berkaitan erat dengan penggunaan simbol-simbol dalam interaksi antar manusia.

Dalam sistematisasi retorika Aristoteles, aspek terpenting dari teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas, sementara pathos adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos adalah pendekatan moral menggunakan nilai – nilai yang berkaitan dengan keyakinan audiensi. Di abad ke-20, retorika berkembang menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan dengan berkembangnya pengajaran tentang komunikasi publik dan retorika di sekolah-sekolah menengah dan universitas-universitas pertama di Eropa dan kemudian meluas hingga kawasan-kawasan lain di dunia. Harvard, sebagai universitas pertama di Amerika Serikat, misalnya telah lama memiliki kurikulum mata kuliah dasar sebagai Retorika sebagai salah satu mata kuliahnya (Borchers, 2006). Dengan berkembangnya ilmu komunikasi, pembelajaran retorika lebih meluas lagi. Saat ini retorika dipelajari dalam ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran, politik, komunikasi, bahkan (linguistik). Propaganda menjadi fenomena retorika yang sangat menarik. Ketika orang berlomba-lomba mendesain kata-kata untuk mempengaruhi orang lain, itu membuktikan bahwa seni merangkai pesan sangat berpengaruh dalam berkomunikasi.

Public Speaking sebagai Tool Komunikasi

Mengapa public speaking dianggap sebagai saran komunikasi? Dalam sarana komunikasi atau sebuah wadah bergulirnya percakapan yang memerlukan umpan balik. Siapa saja yang terlihat atau berada dalam wadah itu? Dalam dunia komunikasi terdiri dari komunikator, pesan dan komunikan. Semua ini akan berfungsi melalui channel atau saluran yang disebut media. Kehadiran public speaking dalam kegiatan komunikasi yang berperan adalah komunikator atau public-speaker. Dalam hal ini, pengetahuan yang akan menjadikan seseorang atau komunikator sebagai pembawa pesan, mempunyai kemampuan untuk menyajikan sebuah gagasan kepada audiens. Dengan demikian, komunikator mengungkapkan ide dan dengan kemauan yang tepat, cepat dan taktis.

Menurut Herbert V. Prochnow mengembangkan kemampuan secara bertahap belajar seumur hidup, tahun demi tahun dan makin lama semakin berbobot. Hal ini dapat bersamaan sebagaimana memiliki kepercayaan pada diri sendiri. Kegiatan lain yang dapat mendukung kegiatan publik speaking, apabila aktif melakukan berbagai kegiatan seperti dalam dunia usaha dan kehidupan sosial lainnya. Dalam dunia usaha ada peluang selalu menghadapi saat-saat terjadinya tuntutan konsumen terhadap hasil produksi, bahkan kerja lembaga atau oganisasi selalu mendapatkan sorotan masyarakat. Disinilah peranan seorang petugas PR untuk menjelaskan apakah melalui selebaran atau news release atau pertemuan-pertemuan dengan wartawan media. Sebagai komunikator melalui media mengungkapkan pikiran, ide dan pendapat pada seluruh pendengar. Pada kesempatan memberkan saran, mengeritik, memberikan suara mewakili organisasinya serta memberikan keputusan, maka teknik “public speaking” sama pentingnya dengan kemampuan berdialog dengan individu-individu sacara efektif.

Tapi ada yang beranggapan mempelajari public speaking membuang-buang waktu saja. Karena setiap hari kegiatan kita dilengkapi dengan berbicara. Mungkin pengertian salah itu bersumber pada perkiraan bahwa anda diharapkan melakukan pidato-pidato resmi atau karena membayangkan pidato para tokoh politik yang terkenal. Orang-orang dilingkungan pergaulan dan usaha anda banyak mengemukakan ide yang biasa anda lakukan juga, dalam rapat, konferensi ataupun dalam percakapan setiap harinya bukanlah gambaran publik speaking, tetapi merupakan suatu pengecualian, dari seni berbicara. Banyak orang berpidato, mengesankan di hati tapi pesan yang terkandung dalam pidatonya tdak dapat ia sampaikan dengan lugas kepada para audiens nya sehingga ia hanya berputar-putar pada maksud yang ingin ia sampaikan dengan seperti ini para audiens nya akan merasakan bosan, oleh karenanya tidak semua orang dapat menjadi public speaker, sama seperti tidak semua orang terpilih untuk menjadi pemimpin. Menurut Abraham Lincoln, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang dan publik speaking adalah salah satu cara menciptakan pengaruh tersebut. Banyak orang memiliki kepintaran dan pemikiran yang baik, akan tetapi hal tersebut tidaklah cukup bagi seorang pemimpin. Pemimpin membutuhkan kemampuan public speaking sebagai kekuatan dalam mempengaruhi setiap orang untuk merasakan dan memikirkannya untuk bergerak atau bertindal. Untuk itu seorang pemimpin haruslah belajar tentang public speaking dan mampu untuk menerapkan secara efektif.

Kita harus sadar bahwa tidak semua calon pemimpin memiliki kemampuan public speaking. Hal tersebut dikarenakan public speaking bukanlah bawaan sejak lahir, akan tetapi perlu dilatih. Seorang seperti King George VI dan Bung Karno harus berupaya untuk berlatih melakukan public speaking, agar mampu berbicara didepan orang banyak secara baik. Banyak keuntungan yang kita dapatkan jika kita dapat menguasai public speaking. Salah satunya adalah dapat dengan berani dan percaya diri mengutarakan isi pikiran kita dengan bahasa yang teratur dan dengan pembawaan yang tenang yang dapat meminimalisir hilangnya kata-kata yang kita persiapkan alih-alih gugup di depan mata semua orang yang memperhatikan kita. Kita dapat dengan mudah mengambil hati, dan rasa simpati para audiens dengan mudah karena mereka mudah mengetahui maksud dan isi dari pembicaraan kita dengan begitu kita dapat membuka banyak relasi dan pertemanan yang dapat menguntungkan kita sendiri di masa depan. Banyak cara untuk dapat berlatih mengasah kemahiran kita dalam public speaking salah satunya adalah melihat berbagai video tokoh-tokoh dunia yang menguasai public speaking dan mengamati teknik-teknik yang mereka pakai.

Sumber