Kali
ini aku akan sedikit membagi pengalaman bekerja ku di salah satu perusahaan
retail farmasi yang sudah mempunyai outlet tersebar hampir di setiap kota-kota
besar, perusahaan ini selain mempunyai pabrik khusus untuk memproduksi
obat-obatan yang sudah di patenkan juga memiliki anak perusahaan yang bertugas
mendistribusikan obat-obatan tersebut kepada masyarakat dan aku merupakan staff
yang bertugas di salah satu outlet yang berlokasi di Kota Bekasi.
Awalnya,
ketika aku diterima bekerja di perusahaan ini yang terfikir adalah berkutat
dengan mesin-mesin pemproduksi obat-obatan dan berteman dengan bau obat-obatan
yang sebagian besar orang tidak menyukainya. Tapi dugaan ku salah, ternyata aku
ditempatkan di suatu outlet yang sebagian besar obatnya berasal dari pabrik si
induk perusahaan, sehingga alur pendistribusian obat setiap harinya berjalan
lancar dengan tugas para outlet yang tersebar di berbagai daerah adalah menjual
obat tersebut kepada masyarakat. Obat yang kami jual sudah teruji dan telah di
daftarkan di BPOM sehingga tidak ada keraguan di dalam hati kami untuk menjual
obat yang sudah pasti berkhasiat.
Dengan
bermodalkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi, aku berhasil mendapatkan
pekerjaan resmi pertama ku, setidaknya aku sejenjang di atas kawan-kawan ku
yang masih bingung untuk mencari pekerjaan. Tapi dengan diterimanya aku bekerja
di perusahaan ini, itu berarti aku siap dan bersedia untuk tinggal jauh dari
orang tua ku dan hidup sendiri di kota yang besar seperti Bekasi, ini merupakan
pengalaman pertama ku untuk tinggal jauh dengan orang tua dan benar-benar tidak
ada orang yang aku kenal, seorang gadis yang baru lulus sekolah menengah atas
mengadu nasib mencari berbagai pengalaman menarik di kota besar yang jauh dari
orang-orang terkasih. Seperti orang tua pada umumnya, awalnya mereka berat
melepas ku untuk bekerja sendirian di kota seperti Bekasi apalagi aku merupakan
anak terakhir di keluarga ku, kakak ku bahkan sempat mengajukan ketidak
setujuannya secara terang-terangan banyak yang mereka khawatirkan dan aku bisa
memahami itu, tapi aku masih saja bersikeras ingin untuk bekerja dan mempunyai
penghasilan sendiri yang dapat ku gunakan dengan bijak dan mengambil resiko
untuk tinggal berjauhan dari mereka. Anak keras kepala, Tapi itu semua kembali
pada diriku dan aku sudah memutuskan, tenang saja aku akan berlaku baik dan
menjaga diri disana.
Hari
pertama masuk kerja pun tiba, ku sambut dengan mempersiapkan diri dan mencoba
mengingat kembali pelajaran yang aku terima di sekolah, berharap bisa membantuku
nanti dan tak menyusahkan yang lainnya. Tugas pertama ku bekerja adalah
menghafalkan nama dan letak obat di outlet tempat aku bekerja, dan itu tidak
sedikit. Seperti semua orang hari pertama bekerja merupakan hari yang
menegangkan yang ku lakukan seharian adalah menuruti semua perintah dari para
seniorku di outlet ini. Ternyata bukan aku saja anak yang baru di rekrut untuk
bekerja di outlet ini, meskipun tergolong baru tapi dia satu bulan lebih cepat
bekerja disini, dia merupakan gadis sunda berasal dari Kuningan Jawa Barat.
Karena kesamaan bahasa akhirnya kita mudah akrab dan bercerita banyak hal, dia
menceritakan ketika pertama masuk kerja dia juga mempunyai tugas yang sama seperti
ku.
Baru
aku menyadari ternyata pengetahuan ku selama bersekolah di Kejuruan Farmasi
masih sedikit, tidak banyak yang bisa ku banggakan dari pengalaman ku selama
bersekolah di dunia bekerja sekarang, dan bahkan lebih banyak ilmu yang aku
terima selama bekerja. Mulai dari mengenal berbagai penyakit umum yang diderita
pasien yang datang, mengenal berbagai ciri-cirinya, mempelajari cara
berkonsultasi dengan benar, berusaha memberikan solusi selain cara pengobatan,
memberikan obat yang tepat sesuai yang pasien butuhkan dan yang paling penting
belajar untuk berusaha sabar menghadapi berbagai macam sifat pasien yang
berbeda-beda. Tidak hanya menjadi seorang staff di Apotek, tapi kami juga di
tuntut untuk terus belajar mempelajari berbagai penyakit yang kian beragam,
banyak yang di lakukan perusahaan untuk menunjang kami untuk tetap belajar dan
menambah wawasan kami, seperti di adakannya training satu hari yang diisi
dengan kegiatan belajar mengajar layaknya dikelas, kami juga di berikan tugas
dan contoh kasus penyakit, para pengajar merupakan seorang professional di
bidangnya entah itu seorang Apoteker atau bahkan dokter.
Sebenarnya
jika difikir secara logika, banyak ilmu yang ku terima dari bekerja di apotek
khususnya di perusahaan ini selain ilmu upah yang di tawarkan pun sudah
tergolong besar, sesuai dengan upah minimum daerah masing-masing dan seharusnya
pun aku bisa kerasan bekerja di sana. Tapi ada satu hal yang aku tak suka
dengan perusahaan retail ini, adanya target penjualan yang wajib di capai
setiap harinya tak perduli seperti apa kondisi outlet masing-masing dan jika
tidak tercapainya target tersebut, para personil outlet harus berfikir dengan
keras bagaimana caranya target tersebut tercapai. Menurutku, apotek ini
merupakan sebuah toko tempat berjualan obat yang dimana setiap orang berjualan
pasti ada saat mereka mendapat banyak pembeli dan kadang sepi pembeli, apa
mungkin juga orang selalu datang ke apotek bahkan saat tubuh mereka merasa
baik-baik saja? Apakah musti kami penjaga apotek ini mendoakan masyarakat agar
mendapatkan penyakit, hanya untuk membuat apotek kami ramai setiap hari? Kurasa
tidak tapi mereka para petinggi yang hanya memikirkan angka yang ada di
computer mereka tak mengerti masalah lapangan seperti itu dan hanya menuntut
target-target dan target. Kadang kala ketika badan dan hati ini sudah lelah dan
muak, ingin rasanya menantang mereka para orang yang di sebut bos untuk
berjualan di apotek ini selama satu bulan, dan selama satu bulan tersebut
mereka harus membuat penjualan naik setiap harinya! Pasti mereka akan
menghadapi masalah yang kami hadapi setiap hari, oleh karena itu kami mohon
mengertilah, kami bukan robot, kami mempunyai otak dan perasaan dan ketika
perasaan lelah dan muak itu muncul kami akan pergi dan selamat mencari mangsa
baru untuk di jadikan bahan pemuas targetmu. Seharusnya kau bisa mempertahankan
para bawahanmu dan membimbing mereka dengan benar agar tumbuhnya perasaan setia
di benak mereka, bukan menjadikannya sebagai media pemerkaya perusahaan.
Selama
satu tahun saja aku bisa bertahan dangan perusahaan ini, setidaknya aku sudah
mengerti prosedur kerja jika aku kelak memasuki dunia target seperti ini lagi,
semoga perusahaan ini sadar pentingnya kesetiaan setiap karyawan nya. terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar