Liburan adalah satu kata yang
menyenangkan, bukan hanya menyenangkan untuk diucapkan melainkan juga
mengasyikan untuk ditunggu kedatangannya, banyak orang yang benar-benar
mempersiapkan dengan matang momen liburan mereka agar segala sesuatunya
berjalan lancar dan mereka benar-benar merasakan nikmatnya liburan ditengah
kesibukan mereka.

Semua orang tentunya mengharapkan dapat
berlibur dengan aman, nyaman, dan menyenangkan. Liburan digunakan sebagai
sarana untuk menyegarkan kembali badan, pikiran, dan suasana hati yang stress
karena tuntutan pekerjaan, atau merekatkan suasana kekeluargaan yang renggang
karena sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Wisata literasi selain juga menyuguhkan
konsep berwisata dan belajar keunggulan lainnya adalah harga yang harus
dihabiskan pengunjung untuk mengunjungi wisata literasi ini adalah tidak
seberapa besar dari pada wisata rekreasi lainnya. Wisata literasi merupakan
sebuah wisata dimana orang yang berlibur mengisi waktunya dengan membaca dan
menulis. Membaca di sini dapat diartikan membaca buku, jurnal, majalah, surat
kabar, atau juga dapat diartikan pergi ke suatu tempat untuk mencari informasi,
berkunjung ke toko buku, berkunjung ke museum datang ke perpustakaan, atau
“membaca” fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk kemudian
dijadikan sebagai bahan tulisan.
Wisata literasi cocok dijadikan sebagai
wisata bagi para pelajar yang masih haus akan ilmu pengetahuan sehingga mereka
dapat berekreasi sekaligus belajar. Wisata literasi tidak hanya berada di
tempat wisata yang yang benar-benar mengusung konsep wisata literasi saja,
melainkan juga dapat di nikmati ketika kita dimana saja, seperti saat kita menunggu
datangnya bus atau kereta kita dapat meluangkan waktu kita untuk membaca
literasi seperti buku novel ataupun surat kabar maupun majalah.

Bagi sebagian orang yang tidak terlalu
menikmati kegiatan membaca dan menulis atau kegiatan yang banyak menyita focus
perhatian mereka pada satu hal mungkin akan cepat merasa bosan dan perlahan
akan mengantuk. Bagi mereka yang tidak terlalu menikmati wisata literasi
mungkin akan berfikir bahwa liburan adalah
segala sesuatu hal yang menyenangkan, menghabiskan semua waktu mereka
dengan bersenang-senang bukan meluangkan waktu mereka dengan membaca buku atau
mengujungi wisata literasi yang membosankan seperti museum ataupun
perpustakaan, jika seperti itu mereka berfikir mungkin sama saja adalanya
liburan ataupun tidak karena otak mereka tetap di paksa untuk membaca dan
menyerap segala informasi yang sebenarnya berlimpah dalam wisata literasi.
Mungkin saja perbedaan pendapat seperti ini masih terjadi di kalangan
masyarakat.


Tumpukan buku-buku yang rapi tersusun
juga dapat dimanfaatkan sebagai desain interior caffe yang dapat menarik para
pengunjung untuk berfoto atau menjadikan beberapa spot dalam ruangan menjadi
spot foto yang menarik.
Tapi sayangnya dengan dipermudahnya akses
para pecinta buku untuk menikmati buku mereka sambil meminum kopi hangat tak
membuat usaha library caffe dapat
berkembang pesat dan menjadi jenis usaha yang menjanjikan keuntungan yang
besar, hal ini juga di dasari oleh fakta bahwa minat baca masyarakat Indonesia
yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca perhari rata-rata 30-59 menit. sedangkan jumlah buku yang ditamatkan per tahun. rata-rata 5-9 buku. Hal ini sangat disayangkan mengingat
pentingnya peran buku untuk menambah wawasan yang tidak akan tergantikan
meskipun sekarang sudah memasuki zaman digital.
Banyak usaha pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat
salah satu nya dengan membangun gedung perpustakaan Nasional yang diklaim
menjadi gedung perpustakaan tertinggi di dunia dengan fasilitas yang lengkap di
dalamnya mulai dari buku anak-anak sampai buku pengetahuan umum lengkap
tersedia. Di adakannya gerakan membaca buku dalam gerbong kereta KRL dengan
tujuan agar para penumpang meluangkan waktunya dalam perjalanan untuk membaca
buku ataupun novel. Diadakannya bazzar besar-besaran yang menjual berbagai
macam buku dari luar negri maupun dalam negeri dengan harga miring yang
bertujuan membuat masyarakat berbondong-bondong membeli buku.
Kembali lagi segala usaha pemerintah diatas tak akan berhasil
jika dalam masyarakatnya sendiri tidak mau berubah untuk memperbaiki minat baca
mereka sendiri.