Negara kepulauan terbesar di dunia
dengan jumlah pulau tersebar kurang lebih 17 ribu pulau, negara yang terkenal
dengan keberagaman budaya dan bahasanya, negara yang terkenal dengan keramah
tamahan masyarakatnya, merupakan salah satu negara penganut Islam terbesar di
dunia dan masing banyak sebutan lain untuk negara Indonesia ini. Dengan banyak
nya keberagaman yang dimilikinya sudah semestinya Indonesia menjadi salah satu
destinasi pariwisata bagi para pelancong lokal maupun asing untuk berkunjung,
menikmati keindahan alam dan berbagai kebudayaan yang disuguhkan dengan iklim
tropis yang sangat mendukung para turis local maupun asing untuk berkunjung
sepanjang tahun tanpa menghawatirkan cuaca yang ekstrem.
Tapi yang menjadi pertanyaan nya
sekarang adalah, sudahkah Indonesia menjadi salah satu destinasi pariwisata
yang populer dan berhasilkah Indonesia menarik perhatian masyarakat mancanegara
dengan berbagai keunikan yang dimilikinya? Berbagai sumber telah mempelajari
dan berusaha memecahkan masalah ini dan hasilnya adalah dari tahun ke tahun
jumlah kedatangan turis local dan mancanegara ke Indonesia semakin bertambah. Hal
ini tidak lepas dari peran pemerintah yang secara bertahap memperbaiki berbagai
fasilitas yang akan menunjang keamanan dan kenyamanan turis selama berkunjung
ke Indonesia. Kenaikan jumlah kunjungan turis pertahun nya ini juga memberikan
dampak yang positif terhadap terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di
sekitar lokasi wisata dan berdampak positif juga terhadap pemasukan negara yang
rata-rata turis asing akan menghabiskan kurang lebih 1500 dolar sekali
berkunjung ke Indonesia.
Dengan keberagaman budaya masyarakatnya
dan mayoritas penduduk Indonesia adalah penganut agama Islam, banyak
paham-paham radikal yang berkembang dengan cepat dan menentang kedatangan turis
asing ke Indonesia, serangkaian bom yang terjadi di Bali dan Jakarta menjadi
salah satu bukti kekerasan para penganut paham radikal saat itu masih kuat. Terjadinya
bom di Bali pada tahun 2002/2005 dan bom di Ritz-Carlton/Marriott Jakarta pada 2009
menjadikan para turis asing takut untuk berkunjung ke Indonesia dengan bukti
penurunan jumlah turis pada tahun tersebut. Mereka para turis asing pada saat
itu makin percaya bahwa Islam adalah agama kekerasan dengan Indonesia yang
mayoritasnya penganut agama Islam membuat mereka tersugesti bahwa Indonesia
adalah negara yang tidak aman bagi para turis mancanegara pada saat itu.
Menghadapi kejadian-kejadian seperti ini
pemerintah Indonesia pada waktu itu tidak tinggal diam, karena jika dibiarkan
maka sector pariwisata di Indonesia akan mati perlahan karena para turis asing
yang tidak mau berkunjung karena masih merasakan ketakutan ketika ingin
berkunjung ke Indonesia. Dengan dibentuk nya pasukan khusus anti teroris yang
secara khusus dilatih untuk mencegah kejadian pengeboman terjadi kembali dan
merugikan berbagai pihak, pemerintah Indonesia secara perlahan bisa kembali
bangkit dengan memperbaiki keamanan di berbagai titik. Dengan kemanan yang
semakin diperketat dan promosi pariwisataan Indonesia semakin diperluas
mejadikan Indonesia kembali mejadi salah satu tujuan wisata yang kembali
diminati. Indonesia jelas dapat bersaing dengan berbagai negara yang juga
menyuguhkan keindahan alam yang sama dengan harga yang kompetitif, kekayaan
sumber daya alam dan adanya sejumlah lokasi warisan budaya.
Kendati demikian pemerintah Indonesia
masih mempunyai pekerjaan rumah yang tidak kalah berat dan rumitnya dari
masalah terorisme, yaitu menjaga keberlangsungan lingkungan hidup yang telah
berdampak pada penggundulan hutan pembangunan liar dan pengeksploitasian sumber
daya alam. Sebagai salah satu contohnya adalah telah punah nya beberapa hewan
langka asli Indonesia karena kurang terjaganya alam tempat mereka tinggal yang
sebenarnya jika para hewan tersebut dirawat dengan baik dan benar dapat menjadi
salah satu daya tarik yang dimiliki Indonesia. serta masalah infrastruktur yang
hanya terpusat pada kota-kota besar pusat wisata seperti Jakarta dan Bali,
daerah di timur Indonesia yang sebenarnya banyak mempunyai tempat yang cantik
untuk dikunjungi malah kekurangan infrastuktur yang baik sehingga menyulitkan
para wisatawan untuk berkunjung, contohnya saja Bandar undara yang terbatas,
medan yang terjal dan belum banyak nya moda transportasi yang dapat menjadi
transportasi andalan untuk menuju lokasi wisata dan kurang berkembangnya akomondasi
penginapan menjadikan para wisatawan sulit untuk menjangkau tempat wisata
tersebut.
Selain infrastruktur, pendidikan juga
menjadi halangan. Meskipun di Pulau Bali dan hote-hotel mewah di Jakarta
kebanyakan penduduk asli yang bekerja di sector pariwisata cup fasih berbahasa
Inggris (dan bahkan bahasa-bahasa asing lainnya) di wilayah yang lebih
terpencil penduduk asli kesulitan untuk berkomunikasi dengan para turis. Oleh karena
itu, focus pada mempelajari Bahasa Inggris akan membantu mengatasi keadaan ini,
dengan dibukanya kursus berbahasa Inggris dan berbagai macam pelatihan yang
dapat diikuti oleh pekerja yang akan langsung berhadapan dengan wisatawan asing
hal ini mungkin dapat membantu. Halangan bahasa ini adalah alasan mengapa
sejumlah warga Singapura lebih memilih Malaysia ketimbang Indonesia sebagai
tempat tujuan wisata mereka. Kebanyakan turis asing yang datang ke Indonesia
berasal dari Singapura, diikuti oleh Malaysia dan Australia.
Dengan
Indonesia menggantungkan harapan yang tinggi pada sector pariwisataan ini
semoga menjadikan Indonesia benar-benar negara yang aman untuk dikunjungi oleh
wisatawan asing yang dapat memperbaiki segala infrastrukturnya yang mulai dari
akomondasi hotelnya, Bandar udaranya, segi transportasi dan segi masyaratknya
yang sudah siap menjadi tuan rumah atas ribuan wisatawan yang akan berkunjung
nantinya. Tapi perlu diingat pula pembangunan infrastruktur yang dapat
memudahkan aktifitas para wisatawan nanti selama di Indonesia jangan sampai
merusak keseimbangan alam dan harus terus dilestarikan agar tercipta lingkungan
yang asri dan sehat.